djarum black innovation 2009





inilah beberapa karya pada djarum black innovation 2009 dan salah satu cuplikan dari para kontestan.

Finalis BIA 2009 Said, Presentasi Santai Ajang Perjuangan
post date : 09 June 2009
Berusaha datang dari kota asal dengan rasa sukacita dan bangga atas terpilihnya produk yang diciptakan. Kira-kira inilah ungkapan hati yang disampaikan oleh 20 peserta dengan karya terbaiknya. Berbagai perasaan melebur menjadi satu tatkala mereka melewati proses presentasi di depan para dewan juri yang terdiri dari Bre Redana, Nicholas Saputra, Sigi Wimala, Yoris Sebastian, Diana Mochdie, Leonard Theosabrata serta Ade Darmawan.

Peserta yang terpilih tidak hanya dari Jabodetabek saja namun juga ada yang berasal dari Jawa Barat, Medan serta Surabaya. Inilah perwakilan ungkapan hati dari 20 finalis BIA 2009.

Muhamad Rois Abidin, 22, Mahasiswa


Salah satu finalis terpilih yakni seorang mahasiswa bernama Muhamad Rois Abidin, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya ini memboyong dua produk inovatif terpilih yaitu Bagcamp dan Cangkingz. "Kedua produk yang saya bawa lebih cenderung menawarkan sebuah konsep privacy yang dihadirkan melalui sebuah tenda, sehingga saat harus camping situasi istirahat tetap dapat tercipta melalui tenda tersebut. Sementara untuk Changkingz, alat untuk membawa durian agar aromanya tidak terlalu tajam dan tidak mengganggu orang lain."

Disinggung mengenai persiapan yang dilakukan sebeblum datang ke presentasi yang bertempat di Kemang (8/6), mahasiswa jurusan Seni Rupa ini menuturkan, "Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan, hanya saja mempersiapkan bahan-bahan presentasi berupa 3D dan persiapan mental. Tadi saya juga sempat takut dengan pertanyaan yang menyulitkan. Dan saya juga berterima kasih atas masukan dari juri karena litulah yang saya butuhkan agar dapat mengembangkan ide yang lain lebih kreatif lagi.

Richard dan Mahendra, Karyawan


"Kami berdua cukup tegang ketika maju untuk mempresentasikan produk yang kami buat yaitu U-pack. Kebanyakan juri mempertanyakan fungsi dari produk itu sendiri, praktis atau tidak, kemudian bagaimana bila diproduksi massal apakah dapat dipakai untuk kebutuhan sehari-hari bagi masrayakat."

Sementara itu Richard dan Mahendra juga menerima banyak saran serta masukan dari para juri, "Masukan dari juri tersebut sangat membangun buat kita, terutama untuk orang-orang yang bergelut dibidang desain produk, dapat memacu untuk lebih termotivasi lagi". Demikian penjelasan dari kedua pria yang bekerja di PT. Langgeng Makmur Industri tersebut.

Rizqi Pratama, Mahasiswa

Salah satu finalis dari Bandung ini menyampaikan bahwa proses presentasi cukup menegangkan tapi belakangan berjalan lebih santai dan mengasyikkan. Mahasiswa Itenas ini membuat produk sebuah perabot rumah tangga yakni baskom dan diberi nama Lovely Basin.

Rizqi Pratama (kiri) & Arif Kurnianto (kanan)

"Saat presentasi tadi cukup fun, dan kalo dalam bahasa Sunda, ya bodor. Lovely Basin saya lebih memikirkan sisi ergonomisnya, ini mengambil filosofi dari sebuah produk rumah tangga yang dicintai. Dan saya menekankan untuk produk baskom ini bukan untuk benda cair melainkan untuk mengangkut barang yang agak padat."

Arif Kurnianto, 32

"Presentasi tadi saya lebih menjelaskan pada ide awal dari desain produk yang saya buat yaitu Blind Gaple. Mulai dari permasalahan awal ketika saya membuat desainnya, kemudian solusinya, dan penjelasan mengenai penggunaan dari blind gaple. Memang saya akui proses presentasi tadi melesat dari perkiraan saya, karena ternyata saat memulai presentasi menjadi grogi apalagi pertanyaan juri cukup berbobot," ujarnya. [nus/timBIA]

0 komentar: